AyuWage Services - Get Paid to Visits Sites and Complete Surveys
Breaking News
Loading...

Jalan-Jalan di Kuching Waterfront

Tulisan ini merupakan sambungan dari posting saya sebelumnya Menyusuri Perbatasan Kalimantan Menuju Kuching.



Sesaat kemudian kami menuju kamar yang sudah disiapkan, ruangan tidak terlalu besar namun cukup bersih dan nyaman untuk seukuran hostel. Ada dua ranjang yang terdapat di kamar tersebut, dipannya terbuat dari kayu partikel yang rapi. Kami pun memutuskan untuk istirahat sejenak setelah semalaman berada di bus mengarungi perbatasan Kalimantan. Setelah istirahat meluruskan punggung beberapa saat, kami bertiga bergantian mandi. Kamar mandi di hostel ini cukup bersih meskipun tidak sekelas hotel, namun sudah bisa memberikan kenyamanan ketika mandi.
ruangan baca di hostel
Kamar dengan 2 bed untuk bertiga
Selesai mandi, kamipun bergegas untuk makan siang dulu di restoran di bawah hostel, menunya seperti makanan padang, cukup enak juga, harganya pun tidak begitu mahal, 5.6 ringgit atau sekitar 18 ribu rupiah sudah termasuk es teh atau teh O. Stelah cukup mendapatkan energi, kami mulai bergerak menyusuri jalan tabuan untuk menuju ke Kuching Waterfront. Kami berjalan melewati beberapa blok pertokoan dan Mall yang tidak begitu besar. Kami pun mencoba masuk ke salah satu mall atau plaza yang ada di situ, Sarawak Plaza namanya, sepi, tidak seramai mall di Jakarta atau di Pontianak, alhasil kami hanya melihat-lihat saja, untuk harga sendiripun tidak jauh beda dengan di Indonesia.

Sarawak plaza
Tidak seberapa jauh dari plaza tersebut, kami menjumpai patung Kuching yang menjadi simbol kota ini. Ada 9 kucing jumlahnya, dari yang besar hingga yang kecil. Kamipun menyempatkan diri untuk berfoto ria di patung kucing ini (ternyata ada satu lagi landmark Kucing yang lebih besar, sayangnya kami tidak sempat ke sana). Dari patung kucing kami bergerak menuju Kuching Waterfront atau wisata pinggir sungai. Di sepanjang sungai ini banyak sekali terdapat kafe-kafe tenda dan restaurant. Lumayan rame juga hari itu orang yang sedang berwisata di waterfront, diantaranya adalah bule-bule.

Dari kejauhan terlihat gedung dewan pemerintahan negeri serawak, seperti kantor DPRD mungkin kalau di sini. Kami menyusuri pinggiran sungai ini dan sesekali mencicipi kuliner yang ada di sepanjang jalanan. Ada penjual kebab, ice cream dan juga pernak-pernik. Terlihat juga perahu-perahu kelotok hilir mudik untuk mengantarkan wisatawan yang ingin mengarungi pemandangan dari sungai.
salah satu sudut Kuching Waterfront




Lumayan capek juga menyusuri Kuching Waterfront, sebenarnya tenaga kami belum begitu pulih sehabis berada di Bus semalaman, namun karena hanya punya waktu satu hari di sini, kami memutuskan untuk terus jalan. Tidak beberapa jauh dari situ kami menjumpai bangunan seperti benteng peninggalan Inggris. Di sekeliling benteng itu ada beberapa bangunan tua yang juga peninggalan Inggris. Bangunan-bangunan itu nampak seperti area Kota Tua nya Kuching. Banyak sekali bule yang hilir mudik di sini, dan memang sepertinya bule-bule itu sangat menikmati kota kecil yang bersih dan tenang ini.

Sehabis maghrib, kami memutuskan untuk makan malam terlebih dahulu sebelum kembali ke Hostel.  Kali ini menu yang kita jumpai adalah nasi kabuli di restoran arab di salah satu sudut kota Kuching, tak lupa teh tarik juga menjadi pesanan wajib. Harga cukup lumayan sekitar 10 ringgit, namun kami cukup puas dengan makanan ini karena rasanya cukup enak.

Dengan jalan yang agak berat akibat kombinasi perut kenyang dan kaki yang capek, kami menuju kembali ke Hostel untuk berisitirahat, karena esok paginya kami harus mengejar flight ke Kuala Lumpur. Setengah hari di Kuching rasanya tidak cukup, masih banyak objek wisata di Kuching yang belum kami singgahi. Sekian postingan amburadul tentang sekilas jalan-jalan di Kuching Waterfront bersama 2 rekan saya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer